Tangis

Ingin aku beli krayon dan melukiskannya kelangit, agar tak lagi mendung. Tapi itu mustahil, semustahil ketika aku ingin menyirnakan muram pada wajahmu.

Dan, selalu saja gelapnya mendung mengundang rintik hujan. Aku tak ingin ada hujan, karena sering kali pipimu dibuat basah olehnya.

Kau tahu? Acap kali langit dadaku bergemuruh saat matamu menitikkan hujan. Sayangnya katika hujan itu reda tak ada bias pelangi. Tapi menurutku pelangi itu tak lebih indah dari kelopak matamu, itupun kalau matamu tak meneteskan tangis.

Ayolah jangan menangis, aku hanya ingin melihat langit senja ada dimatamu. Indah. Tanpa harus ditutup oleh mendung.

Leave a comment